Minggu, 01 November 2009

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KASUS TUBERKULOSIS

1. Konsep Dasar Medis
1.1 Pengertian
TBC adalah suatu penyakit infeksi pada paru yang disebabkan oleh microbacterium tuberculosis, yaitu suatu bakteri tahan asam. yang merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan bagian bawah
(Suryadi, Rita 2001 : 287)
penyakit tuberkulosis pada bayi dan anak disebut juga tuberkulosis primer dan merupakan suatu penyakit sistemik. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis dan mycobacterium bovis (jarang oleh mycobacterium avium).
1.2 Etiologi
1.2.1 Microbakterium tuberculosa
1.2.2 Microbakterium bovis
1.3 Patofisiologi
(1) Masuknya kuman tuberculosisi kedalam tubuh tidak menimbulkan penyakit infeksi ini dipengaruhi oleh virulensi dan banyaknya tuberculosis serta daya than tubuh manusia.
(2) Setelah menghirup basil tuberculosis hidup dalam paru-paru,Maka terjadi eksudasi dan konsulidasi yang terbatas disebut fokus primer.Basil ini akan menyebar,Kemudian histosit mulai mengangkut microoganisme kekelenjar limpe irigional melaui saluran getah bening menuju kelenjar regional dan terbentuk komplek primer dan mengadakan eksudasi sekitar 2-10 (6-8 minggu) pasca infeksi
(3) Terbentuknya komplek primer terjadi pula hipersensitivitas terhadap tuberculo protein yang diketahui melaliu uji tuberculin.Terjadinya infeksi sampai terbentuk komplek primer disebut masa inkubasi
(4) Pada anak lesi itu terjadi diperiver dekat pleura,dan lebih banyak terjadi dilapangan bawah paru.Terdapat pembesaran kelenjar regiaonal serta penyembuhanya lebih bnyan terjadi melalui hematogrin.
(5) Pada reaksi radang leukosit polimorfo nuklear tanpa pada alveoli dan mengfagosit bakteri namun tidak membunuh. Dan basil menyebar kelimfe dan sirkulasi.Beberapa minggu limfosit T menjadi sensitif terhadap organisme TBC dan membebaskan limfokin yang merubah makrofag atau mengaktifkanya.Alveoli yang terserang mengalami konsolidasi dan menimbulkan pneumoni akut.Pneumoni seluler dapat sembuh dengan sendirinya dan tidak ada sisa nekrosis yang tertinggal.
(6) Terdapat 3 macam penyebaran secara patogen secara tubercolosis anak: Penyebaran hematogen tersembunyi timbul gejala atau tanpa gejala, penyebaran hematogen umum, penyebaran lineir,menimbulkan gejala akut kadang kronik,penyebaran hematogen berulang.


Kuman menempel pada bronkial/alveoli
memperbanyak setiap 18-24 jam

Resiko tinggi terjadinya Proliferasi sel epitel di sekitar basil
Infeksi sekunder dan berbentuk dinding antara basil
↓ dan organ yang terinfeksi
Penularan organ ↓
lain Basil menyebar melalui kelenjar getah → Panas meningkat
Bening menuju ke regional dan terutama pada
Menimbulkan reaksi eksudasi malam hari
↓ ↓
Lesi primer menyebabkan kerusakan Gangguan istirahat
Jaringan tidur

Meluas ke seluruh paru-paru Gangguan pertukaran
( bronki + pleura ) gas berhubungan
ersihan jalan napas ↓ dengan kerusakan
tidak efektif Terjadi erosi pembuluh darah membran alveoli
↓ ↓
Basil menyebar ke daerah yang Nafsu makan menurun
dekat dan jauh ↓
Pemenuhan kebutuhan
Tulang Ginjal Otak nutrisi
1.4 Tanda dan gejala
1.4.1 Gejala umum
- Demam, sering kali suhu meningkat pada siang dan malam hari
- Mengigil
- Keringat malam,akan timbul bila proses akan terjadi
- Anoreksia
- Lemah badan
1.4.2 Tanda fisik
- Kelainan parenkim yaitu konsolidasi, fibrosisi, atelektasis
- Kelainan saluran nafas, berubah radang dan mukosa disertai dengan penyempitan,terjadi reaksi pleura berupa penebalan atau nyeri pleura

1.5 Gambaran Klinis
(1) Gejala klinis
Tidak ada khas dan sangat bervariasi
• Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering
• Dahak
Awalnya bersifat mukosit kemidian mukopurulen sampai purulen dan berubah menjadai kental
• Hemoptoe
Bisa berubah garis atau bercak-bercak merah,gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat besar

1.6 Diagnosis Tuberkulosis Pada Anak
Diagnosis paling tepat adalah dengan ditemukannya kuman TB dari bahan yang diambil dari penderita, misalnya dahak, bilasan lambung, biopsi, dll. Tetapi pada anak hal ini sulit dan jarang didapat, sehingga sebagian besar diagnosis TB anak didasarkan atas gambaran klinis, gambaran foto rontgen dada dan uji tuberkulin. Untuk itu penting memikirkan adanya TB pada anak kalau terdapat tanda-tanda yang mencurigakan atau gejala-gejala seperti di bawah ini :
(1) Seorang anak harus dicurigai menderita tuberkulosis kalau :
- Mempunyai sejarah kontak erat (serumah) dengan penderita TB BTA positif.
- Terdapat reaktif kemerahan cepat setelah penyuntikan BCD (dalam 3-7 hari).
- Terdapat gejala umum TB.
(2) Gejala Umum TB pada anak :
- Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas dan tidak naik dalam 1 bulan meskipun sudah penanganan gizi yang biak (failure to thrive).
- Nafsu makan tidak ada (anorexia) dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik (failure to thrive) dengan adekuat.
- Demam lama / berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria atau infeksi saluran nafas akut), dapat disertai keringat malam.
- Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit, biasanya multipel, paling sering di daerah leher, ketiak dan lipatan paha (inguinal)
- Gejala-gejala dari saluran nafas, misalnya batuk lama lebih dari 30 hari (setelah disingkirkan sebab lain dari batuk), tanda cairan di dada dan nyeri dada.
- Gejala-gejala dari saluran cerna, misalnya diare berulang yang tidak sembuh dengan pengobatan diare, benjolan (massa) di abdomen, dan tanda-tanda cairan dalam abdomen.
(3) Gejala Spesifik :
Gejala spesifik ini biasanya tergantung pada bagian tubuh mana yang terserang misalnya :
- TB kulit / skrofuloderma
- TB tulang dan sendi :
- Tulang punggung
- Tulang panggul (koksitis) : pincang, pembengkakan di pinggul
- Tulang lutut : pincang dan / atau bengkak
- Tulang kaki dan tangan

- TB otak dan saraf :
- Meningitis : dengan gejala iritabel, kaku kuduk, muntah-muntah dan kesadaran menurn
- Gejala mata
- Conjungtivitis phlyctenularis
- Tuberkel koroid (hanya terlihat dengan funduskopi)
- Lain-lain
(4) Uji Tuberkulin (Mantoux)
Uji tuberkulin dilakukan dengan cara Mantoux (penyuntikan intra kutan) dengan semprit tuberkulin 1 cc jarum nomor 26. Tuberkulin yang dipakai adalah tuberkulin PPD RT 23 kekuatan 2 TU. Pembacaan dilakukan 48-72 jam setelah penyuntikan. Diukur diameter transversal dari indurasi yang terjadi. Ukuran dinyatakan dalam milimeter.
Uji tuberkulin positif bila indurasi > 10 mm (pada gizi baik) atau > 5 mm pada gizi buruk.
Bila uji tuberkulin positif, menunjukkan adanya infeksi TB dan kemungkinan ada TB aktif pada anak. Namun, uji tuberkulin dapat negatif pada anak TB berat dengan anergi (malnutrisi, penyakit sangat berat, pemberian imunosupresif, dll). Jika uji tubekulin meragukan dilakukan uji ulang.
(5) Reaksi Cepat BCG
Bila dalam penyuntikan BCG terjadi reaksi cepat (dalam 3-7 hari) berupa kemerahan dan indurasi > 5 mm, maka anak tersebut dicurigai telah terinfeksi mycobacterium tuberculosis.
(6) Foto rontgen dada
Gambaran rontgen TB paru pada anak tidak khas dan interpretasi foto biasanya sulit, harus hati-hati, kemungkinan bisa overdiagnosis atau underdiagnosis. Paling mungkin kalau ditemukan infiltrat dengan pembesaran kelenjar hilus atau kelenjar paratrakeal.

Gejala lain dari foto rontgen yang mencurigai TB adalah :
- Milier
- Atelektasis / kolaps konsolidasi
- Infiltrat dengan pembesaran kelenjar hilius atau paratrakeal
- Konsolidasi (lobus)
- Reaksi pleura dan atau efusi pleura
- Kalsifikasi
- Bronkiektasis
- Kafitas
- “Destroyed lung”
Bila ada diskongruensi antara gambaran klinis dan gambaran rontgen, harus dicurigai TB, foto rontgen dada sebaiknya dilakukan PA (Postero-Anterior) dan lateral, tetapi kalau tidak mungkin PA saja.
(7) pemeriksaan Mikrobiologi dan Serologi
pemeriksaan BTA secara mikroskopis langsung pada anak biasanya dilakukan dari bilasan lambung karena dahak sulit didapat pada anak. Pemeriksaan BTA secara biakan (kultur) memerlukan waktu yang lama.
Cara baru untuk mendeteksi kuman TB dengan cara PCR (Polymery Chain Reaction) atau Bactec masih belum dapat dipakai dalam klinis praktis. Demikian juga pemeriksaan serologis seperti ELISA, PAP, Mycodot dan lain-lain, masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk pemakaian dalam klinis praktis.
(8) Respons terhadap pengobatan dengan OAT
Kalau dalam 2 bulan menggunakan OAT terdapat perbaikan klinis, akan menunjang atau memperkuat diagnosis TB.
Bila dijumpai 3 atau lebih dari hal-hal yang mencurigakan atau gejala-gejala klinis umum tersebut di atas, maka anak tersebut harus dianggap TB dan diberikan pengobatan dengan OAT sambil diobservasi selama 2 bulan. Bila menunjukkan perbaikan, maka diagnosis TB dapat dipastikan dan OAT diteruskan sampai penderita tersebut sembuh. Bila dalam observasi dengan pemberian OAT selama 2 bulan tersebut di atas, keadaan anak memburuk atau tetap, maka anak tersebut bukan TB atau mungkin TB tapi kekebalan obat ganda atau multiple drug resistent (MDR). Anak yang tersangka MDR perlu dirujuk ke rumah sakit untuk mendapat penatalaksanaan spesialistik.
Penting diperhatikan bahwa bila pada anak dijumpai gejala-gejala berupa kejang, kesadaran menurun, kaku kuduk, benjolan di punggung, maka ini merupakan tanda-tanda bahaya. Anak tersebut harus segera dirujuk ke rumah skait untuk penatalaksanaan selanjutnya.
Penjarinan tersangka penderita TB anak bisa berasal dari keluarga penderita BTA positif (kontak serumah), masyarakat (kunjungan Posyandu), atau dari penderita-penderita yang berkunjung ke puskesmas maupun yang langsung ke rumah sakit.

ALUR DETEKSI DINI ATAU RUJUKAN TB ANAK


















1.7 Indikasi Pemeriksaan Foto Rontgen Dada
Umumnya diagnosis TB Paru dapat ditegakkan dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis, namun pada kondisi tertentu perlu dilakukan pemeriksaan rontgen.
(1) Suspek dengan BTA Negatif
Setelah diberikan antibiotik spektrum luas tanpa ada perubahan, periksa ulang dahak SPS. Bila hasilnya tetap negatif, lakukan pemeriksaan foto rontgen dada.
(2) Penderita dengan BTA Positif
Hanya pada sebagian kecil dari penderita dengan hasil pemeriksaan BTA positif, perlu dilakukan pemeriksaan foto rontgen dada bila :
- Penderita tersebut diduga mengalami komplikasi, misalnya sesak nafas berat yang memerlukan penanganan khusus (contoh : pneumotorak, pleuritis eksudativa)
- Penderita yang sering hemoptisis berat, untuk menyingkirkan kemungkinan bronkiektasis.
- Hanya 1 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif. Pada kasus ini pemeriksaan rontgen dada diperlukan untuk mendukung diagnosis TB paru BTA positif.
1.8 Komplikasi
(1) Meningitis
(2) Spondelitis
(3) Pleurolitis
(4) Bronkopneumoni
(5) Atelektasis





1.9 Penatalaksanaan ( Dep. Kes , 2000 : 33 )
Program DOTS (Directly Observed Treatment Shotcome)
Terapi medik
(1) Isoniazid
Dikenal dengan INH, bersifat bakterisid dapat membunuh 90 % populasi kuman dalam beberap[a hari pertama pengobatan. Obat ini msangat aktif terhadap kuman dalam keadaan metabolit aktif, yaitu kuman yang sedang berkembang. Dosis harian yang dianjurkan 5 mg/KgBB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3x seminggu diberikan dengan dosis 10 mg/KgBB.
(2) Rifampisin
Dosisnya 10-15 Mg/kg Berat badan/Hari diberikan 1x sehari peroral diminum dalam keadaan lambung kosong selama 16-19 jam.
(3) INH
Dosisnya 10-20 Mg/kg berat badan/hari Selam 18-24 bulan
(4) Streptomicin
Bekerja dalam IM Dosisnya 30-50 mg/kg berat badan/hr
(5) Pirazinamid
Dosisnya 30-35 mg/kg/berat badan/hr, peroral,2x sehari selama 4-6 jam
(6) Etambuthal
Dosisnya 30 mg/kg berat badan/hr dalam keadaam kosong 1x sehari selama 1 tahun
(7) Paraamino salisilat
Dosisnya 200-300 mg /kg/berat badan/hr dalam keaadan lambung kosong secara oral 2-3 x sehari
(8) Kortiko steroid
Diberikan bersama dengan obat anti TBC yang masih sensitif terhadap bentuk kortison 10-15 mg/kg/berat badan/hr,Prednison 1-3 mg/kg beerat badan/hr


Jenis dan Dosis Obat TB Anak
Jenis Obat BB
5-10 kg BB 10-20 kg BB 20-33 kg
Isoniasid 50 mg 100 mg 200 mg
Rifampisin 75 mg 150 mg 300 mg
Pirasinamid < 5 kg 5-10 kg 400 mg 800 mg
100 mg 200 mg
Catatan :
Penderita yang berat badannya kurang dari 5 kg harus dirujuk

1.10 Pencegahan TBC
(1) Vaksinasi BCG
(2) Kemoprofilaksis
Dengan INH dosisnya 10 mg/kg berat badan/hr selama 1 tahun
(3) Kebersihan lingkungan dan individu
(4) Pemeriksaan badan secara periodik
(5) Makan makanan yang bergizi dan teratur


2. Asuhan Keperawatan
(1) Pengkajian
• Biodata
Terjadi pada semua umur dan rentang pada usia 1-3 tahun, terjadi pada kondisi pada lingkungan yanag lembab,rumah kurang ventilasi, berdebu, sosial ekonomi rendah
• Keluhan utama
Batuk dan sesak
• Riwayat Penyakit sekarang
- Sesak nafas dan batuk kering yang sudah lanjut akan mengeluarkan sekret
- Nyeri terjadi bila infiltasi radang sampai kepleura
- Nafsu makam menurun dan berat badan menurun
- Badan terasa lemah
- Keluar keringat dingin pada malam hari
• Riwayat penyakit Dahulu
- Batuk yang lama
- Bronkitis menahun
• Riwayat penyakit keluarga
Dalam keluarga ada yang menderita penyakit batuk yang lama
• DL (Activity daily life)
- Nutrisi : Adnya sesak nafas sehingga nafsu makan menurun
- Aktivitas : Bila melakukan aktivitas terjadi sesak
- Istirahat : Sulit tidur karena sesak dan batuk.
- Personal hygine : Karena sesak terus menerus sehingga kebersihan diri
mengalami ketergantungan. .



• Pemeriksaan fisik
- Keadaaan umum
 Suhu : Sub febris atau panas tinggi yang sering disertai kejang bila meningitis
 Nadi : Adanya takikardi
 Respirasi : Expirasi memanjang dan terdengar bunyi
 Tekanan darah : Kadang-kadang hipotensi
 Berat badan : Menurun
• Inspeksi.
- Kepala dan leher : Bibir kering dan pucat, pernafasan cuping hidung terjadi bila penyakit sudah berlanjut,keluar keringat dingin terutama pada malam hari .
- Muka : Pucat /sianosis
- Mata : Konjungtiva anemis ,mata cowong
- Mulut : Mukosa bibir kering ,sianosis
- Thorak I : Tarikan otot Bantu pernafasan ,pengembangan pernafasan tak simetris
P : Nyeri tekan pada area yang terinfeksi
P : Pekak
A : Bunyi nafas menurun/tak ada secara bilateral,unilateral,bunyi nafas terbuka/dan atau bisikan pectoral diatas lesi luas diapeks paru selama inspirasi cepat setelah batuk pendek.
- Abdomen I : Abdomen distensi
A : Bising usus menurun
P : Nyeri tekan pada semua kuadran
P : Hypertimpani / pekak




• Pemeriksaan laboratorium
- Dalam darah ditemukan BTA positif
- LED meningkat pada proses aktif
- Leokosit meningkat
- Hb pada penyakit bertahap disertai gengan anemia sedang
- Uji kulit dengan tuberculin
 Usia anak 5 tahun uji tuberculin positif pada TBC yang aktif
 Pembacaan uji tuberculin 48-72 jam setelah penyuntikan
Undurasi :- 4 mm :Negatif
- 5-9 mm :Meragukan
- 10 mm :Positif
- Pemeriksaan tes mantoux positif (+)
Dilakukan dengan suntikan IC reaksi local trdiri dari dari
 Eritema karena vasodilatasi primer
 Edema karena reaksi antara antogen yang di suntikkam dengan antibody
 Undurasi yang dibentuk oleh sel mono nukleus

(2) Diagnosa keperawatan
• Jalan nafas tidak efektif sehubungan dengan:
- Adanya sekret yang kental
- Kelelahan
- Oden trakea atau laring
Ditandai dengan:
- Tidak normalnya frekwensi nafas, irama, dan kedalaman
- Tidak normalnya suara nafas
- Dispnea
• Gangguan pertukaran gas sehubungan dengan :
- Penurunan fungsi paru
- Kerusakan alveolar membran kapiler
- Adanya sekret yang kental dan lengket
- Odema bronkus
• Resiko terjadinya infeksi sekunder sehubungan dengan:
- Inadekuat daya tahan tubuh
- Kerusakan jaringan
- Malnutrisi
- Lingkungan yang kurang bersih
- Kurang pengetahuan tentang penyebab penyakit
• Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan:
- Kelelahan
- Banyaknya produksi asam
- Sesak nafas
- Nafsu makan menurun
• Kurangnya pengetahuan sehubungan dengan:
- Misinterprestasi informasi
- Keterbatasan pengetahuan
- Pemberian informasi yang tidak adekuat
• Pola nafas tidak efektif sehubungan dengan batuk dan nyaei dada

(3) Intervensi
• Dx I
Tujuan : jalan nafas efektif
Kriteria hasil :
nafas dalam batas normal sesuai dengan tingkatan usia
X-ray tanpa atelektasis
Tidak ada stridor atau suara nafas tambahan
Intervensi:
- Kaji fungsi pernafasan seperti suara, frekwensi, irama, kedalaman nafas, batuk, karakteristik
R/ adamya suara nafas tambahan merupakan indikasi adanya akumulasi sekret/ ketidakmampuan membersihkan jalan nafas
- Atur posisi semi fowler, bantu klien untuk batuk dan nafas dalam
R/ posisi fowler atau semi fowler membantu memaksimalkan ekspansi paru
- Bersihkan sekret dari mulut dan trakea bila perlu menggunakan suction
R/ mencegah infeksi saluran nafas
- Jaga pemasukan cairan kurang lebih 2500 ml/hari, kecuali ada kontra indikasi
R/ memasukkan cairan yang banyak membantu pengeluaran sekret sehingga mudah untuk dibersihkan
- Lembabkan keringat membran mukosa dan bantu mengencerkan sekret
R/ mencegah keringnya membran mukosa dan mengencerkan sekret
- Beri sesuai indikasi seperti martidik agent
R/ mengurangi kekentalan dari sekret paru bronkodilator
- Evaluasi tingkat kesadaran dan TTV
R/ akumulasim dari sekret atau gangguan jalan nafas dapat mengganggu oksigenasi dari organ fital dan jaringan
- Ajarkan nafas melalui mulut
R/ mencegah kolaps jalan nafas
- Kolaborasi dengan tim medik
R/ Untuk menentukan program terapi selanjutnya.
• Dx II
Tujuan : Pertukaran gas efektif
Kriteria hasil :
- PO2 80-100 mmHg, pco2 35-43 mmHg.
- Klien dapat mendemomtrasikan tingkat kebersihan
- TTV : TD : 90/70 mmHg
N : 100-120 x/mnt.
S : 365-375 oC
RR : 28-30 x/mnt.
Intervensi :
- Nilai adanya dispneau, Takipnea dan jalan nafas yang tidak normal,peningkatan nafas ,penurunan dinding dada dan kelelahannya.
R/ Evaluasi GCS,catat perubahan warna kulit,membran mukosa dan kukunya.
- Evaluasi GCS, catat perubahan warna kulit, mwmbran mukosa dan kukunya.
- Demontrasikan atau anjurkan klien nafas melalui mulut pada saat expirasi
R/ Mencegah kolaps jalan nafas
- Anjurkan pada klien untuk bedrest atau membatasi aktifitas.
R/ Mengurangi kebutuhan pemakaian O2
- Monitir AGD
R/ Penurunan PaO2 dan peningkatan PaCO2 merupakan indikasi perubahan indikasi
- Kolaborasi dengan tim medis
R/ Untuk menentukan program terapi selanjutnya
• Dx III
Tujuan : Tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil
- Identifikasi penyebaran infeksi,mendemontrasikan perubahan gaya hidup untuk menciptakan lingkungan yang aman
- Leukosit 10.000-12.000
LED ; laki-laki :15 mm/jam, perempuan : 20mm/jam.

Intervensi :
- Review patologi dari penyakit,penyebab penyakit melalui bronkus droplet selama batuk atau bersin
R/ Membantu px mengetahui kebutuhan dari pengbatan untuk mencegah komplikasi/mencegah penyebaran infeksi ke orang lain
- Identifikasi orang lain yang mempunyai resiko penyakit, seperti anggota keluarga atau teman
R/ Mencegah penyebaran infeksi
- Larang klien meludah di sembarang tempat
R/ Mencegah penyebaran penyakit
- Monitor TTV
R/ Reaksi panas adalah reaksi adanya reaksi berlanjut
- Jelaskan pada klien tentang faktor penyebab penyakit.
R/ Pengetahuan dapat mem bantu merubah gaya hidup klien
- Berikan pengobatan sesuai indikasi
R/ Terapi pengobatan TBC paru
• Dx 1V
Tujuan: Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil : Berat badan kembali seperti sebelum sakit.
Intervensi :
- Catat dan nilai status klien
R/ Sebagai bahan dasar yang penting dalam melakukan tindakan keperawatan
- Tentukan diet klien
R/ Untuk mengidentifikasi kebutuhan yang spesifik dan mengubah diet pasien



- Catat penurunan nafsu makan,mual dan muntah
R/ Pilihan diet dan identifikasi dan pemecahan masalah dan kegunaan makanan
- Monitor intake dan out put dan timbang berat badan secara periodik
R/ berguna dalam melihat keefektifan nutrisi yang dipenuhi
- Ajarkan pasien untuk bedrest / memperkecil aktifitas
R/ Konsumsi O2 selama pernafasan dan meningkatkan tanda-tanda penyakit
- Kolaborasi dengan tim medism monitor analisa gas darah
R/ peningkatan tekanan O2 dan penyerapan atau peningkatan CO2 perlu untuk mengubah sistem perawatan
• Dx V
Tujuan : Pola nafas efektif
Kriteria hasil : - Klien tdk sesak
- Tidak adanya tarikan intercostae
Intervensi :
- Kaji ulang status pernafasan
R/ Penggunaan alat bantu pernafasan dan peningkatan kerja pernafasan merupakan ketidakmampuan pola nafas menjadi efektif
- Kaji TTV
R/ Untuk memantau perubahan suhu, nadi,RR,TD.
- Atur posisi klien fowler/semi fowler
R/ Membantu mamaximalkan expansi paru
- Berikan penjelasan pada keluarga agar tdk melakukan aktivitas yang berlebihan
R/ Mengurangi pemenuhan kebutuhan O2
- Kolaborasi dengan tim medis : monitor AGD
R/ Penurunan Pao2 dan peningkatan PaCO2 merupakan indikasi cara terapi
• Dx VI
Tujuan: Pengetahuan orang tua adekuat
Kriteria hasil : Orang tua dapat mengerti proses penyakitnya dan tindakan yang harus dilakukan,perubahan gaya hidup yang lebih baik mengurangi faktor resiko TB
Intervensi :
- Nilai kebutuhan klien seperti: gelisah,kelelahan,tingkat partisipasi
R/ Mengetahui kesiapan fisik dan emosi px
- Identifikasi gejala-gejala dan segera laporkan ke dokter
R/ Deteksi dini gejala penyakit atau efek samping pemberian obat
- Memberikan ionformasi yang spesifik dan tertilis tentang rencana obat
R/ Informasi tertulis mengurangi px untuk mengingat informasi yang terlalu banyak

(4) Implementasi
Di sesuaikan dengan intervensi

(5) Evaluasi
Sesuai dengan kriteria hasil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar