Minggu, 04 Oktober 2009

TRAUMA PERSALINAN

1. Konsep Dasar Medis
Pengertian
Trauma kelahiran adalah kelahiran pada bayi baru lahir yang terjadi karena trauma kelainan akibat tindakan, cara persalinan / gangguan yang diakibatkan oleh kelainan fisiologik persalinan (Sarwono Prawirohardjo, 2001 :229)

Menurut A.H. Markum dkk (1991 : 266) Etiologi :
Makrosomia
Mal presentasi (bagian terendah janin yang tidak sesuai)
Presentasi ganda (bagian terendah janin lebih dari 1 bagian)
Disproporsi sephalo pelvik (ketidak sesuaian panggul dan kepala janin)
Kelahiran dan tindakan (proses persalinan yang tidak spontan tapi dengan menggunakan alat)
Persalinan lama (persalinan yang lebih dari 24 jam)
Persalinan presipitatus (persalinan dimana gejala Kala I tidak dirasakan sakit dan berakhir dengan lahirnya bayi)
Bayi kurang bulan (bayi lahir dengan usia kehamilan 22 – 26 minggu)
Distosia bahu (kemacetan bahu)

Macam-macam (Dep.Kes. RI, 1997 : 28)
Trauma pada jaringan lunak
Perlukaan Kulit
Diagnosis : Perlukaan pada bayi timbul pada persalinan dengan cunam atau vakum ekstraktor
Tindakan : Bersihkan daerah luka
Beri antiseptik lokal

Kaput Suksedaneum
Pengertian : Pembengkakan pada suatu tempat dan kepala / adanya timbunan getah bening bawah lapisan apenorose di luar periostium.

Etiologi
Karena adanya tekanan pada kepala oleh janin lahir baik pada :
- Partus lama
- Persalinan dengan vacum ekstraksi
Kaput suksedanum terjadi bila :
- Ketuban sudah pecah
- His cukup kuat, makin kuat his, makin besar caput suksedaneum
- Anak hidup, tidak terjadi pada anak yang mati.
- Selalu terjadi pada bagian yang terendah dari kepala.
Tanda / gejala :
- Adanya odem di kepala berwarna kemerahan
- Pada perabaan terasa lembut dan lunak
- Odema melampaui sela-sela tengkorak.
- Batas tidak jelas
- Menghilang 2-3 hari tanpa pengobatan.


Patofisiologi
- Persalinan dengan vacum forcep
- Partus lama

Tekanan daerah kepala sub periostal




Kerusakan jaringan sub periostal
Kerusakan integritas jaringan
Nutrisi Injury Eliminasi alvi

Tindakan : Kelainan ini tidak memerlukan pengobatan khusus, biasanya menghilang dalam beberapa hari setelah lahir.

Sephal hematoma
Pengertian : Pembengkakan pada kepala karena adanya penumpukan darah yang disebabkan oleh perdarahan subperiostium.

Etiologi
- Tekanan jalan lahir terlalu lama pada kepala waktu persalinan
- Moullage terlalu keras  selaput tengkorak robek
- Partu dengan tindakan :
 Forcep
 Vacum ekstraksi
Frekuensi 0,5 – 2% dari kelahiran hidup

Tanda / gejala
- Kepala bengkak dan merah
- Batas jelas
- Pada perabaan mula-mula lunak, lambat laun keras.
- Menghilang pada waktu beberapa minggu.
Patofisiologi
- Partus lama
- Moulage terlalu keras
- Persalinan dengan vacum dan forcep

Tekanan daerah kepala sub periostal


Perdarahan


Kerusakan jaringan sub periostal
Kerusakan integritas jaringan
Nutrisi Injury Eliminasi alvi

Tindakan : Bila tidak ada gejala lanjut, kelainan ini tidak memerlukan tindakan khusus, karena akan menghilang dengan sendirnya setelah 3-4 bulan.
Trauma Muskulus Sternokleidomastoideus
Diagnosis : Minggu pertama  terdapat tumor berdiameter 1,2 cm pada muskulus sternokleidomastoideus. Berbatas tegas, sukar digerakkan dari dasarnya. Kepala serta leher bayi cenderung miring ke arah otot yang sakit. Akan terjadi penyembuhan sendiri, tetapi otot menjadi lebih pendek dari normal. Tumor ini timbul akibat perlukaan yang menimbulkan hematoma ketika melahirkan kepala bayi pada persalinan letak sungsang.
Tindakan : Lakukan fisioterapi dengan menggerakkan kepala bayi ke kanan dan ke kiri setiap hari 5-10 kali.
Beri antiseptik lokal
Trauma pada Susunan Saraf
Paralisis Pleksus Brakialis
Kelainan ini dibedakan atas :
- Paralisis Duchenne – Erb
- Paralisis Klumpke
Etiologi : Akibat tarikan kuat di daerah leher saat bayi lahir sehingga terjadi kerusakan pada pleksus brakialis.
Diagnosis : - Paralisis Duchene – Erb
Terjadi kelemahan pada lengan untuk fleksi, abduksi serta memutar keluar disertai hilangnya refleks biseps dan moro. Lengan pada posisi aduksi dan memutar ke dalam dengan lengan bawah proslasi dan telapak tangan ke arah belakang
- Paralisis Klumpke
Timbulnya kelemahan pada otot fleksor pergelangan sehingga bayi kehilangan refleks mengenal. Paralisis ini jarang terjadi.
Tindakan : Rujuk ke rumah sakit untuk fisioterapi
Paralisis Nervus Fasialis
Diagnosis : - Timbul gejala separuh muka bayi tidka dapat digerakkan. Kelainan ini terjadi akibat tekanan perifer pada Nervus fasialis saat lahir
- Sering terjadi pada persalinan dengan ekstraksi cuman
Tindakan : - Bila kelainan pada saraf VIII hanya berupa edema. Biasanya sembuh dalam beberapa hari tanpa tindakan khusus. Jika 1 minggu  tidak ada perubahan, segera rujuk / konsultasi ke rumah sakit
Paralisis Nervus Frenikus
Etiologi : Kelahiran sungsang  regangan pada pleksus brakialis yang menyebabkan regangan pada Nervus Frenikus karena jalannya bersamaan
Tindakan : - Terjadi paralisis pada Nervus Frenikus yang bersifat unilateral atau bilateral  terjadi paralisis diafragma. Paralisis nervus frenikus biasanya menyertai paralisis duchene – Erb dan diafragma yang terkena biasanya diafragma kanan sehingga bila ada paralisis Duchene – Erb perhatikan pernapasan bayi.
- Pada paralisis berat, bayi dapat memperlihatkan sindrome gangguan pernapasan dengan dispne dan sianosis.
Tindakan : Rujuk ke rumah sakit
Perdarahan Intrakranial
Diagnosis : - Terdapat gejala asfiksia yang sukar diatasi
- Setengah sadar, merintih
- Sesak napas
- Pucat
- Muntah
- Ada kalanya dengan kejang
- Gejala neurologi yang timbul akan bervariasi, tergantung pada tempat dan luasnya kerusakan jaringan otak yang diakibatkan oleh perdarahan tersebut.
Tindakan : - Vitamin K injeksi 12 mg/im untuk bayi aterm dan 1 mg untuk bayi preterm
- Hindari manipulasi
- Rujuk ke rumah sakit
Patah Tulang
Fraktura Klavikula
Etiologi : - Bayi besar
- Persalinan letak sungsang dengan lengan menumbuk ke atas
- Sering timbul kesulitan dalam melahirkan bahu
Diagnosis : - Timbul kelemahan pada lengan sisi yang terkena disertai menghilangnya refleks moro pada sisi tersebut
- Bisa dengan palpasi dan jika perlu dengan potret rontgen
Tindakan : Imobilisasi dengan menggunakan “Ransel Verband”
Fraktura Humeri
Etiologi : - Kesalahan teknis dalam melahirkan lengan pada persalinan kepala
- Letak sungsang denganlengan menumbung ke atas
Diagnosis : - Lengan pada sisi terkena tidak dapat digerakkan disertai menghilangnya reflek moro
Tindakan : - Imobilisasi lengan selama 2,4 minggu
- Rujuk ke rumah sakit
Fraktura Femoris
Etiologi : - Kesalahan teknis dalam persalinan letak sungsang
- Kelainan ini jarang terjadi
Diagnosis : - Imobilisasi
- Rujuk ke rumah sakit
2. Landasan Askep Kaput Suksedaneum
Pengkajian
Biodata
Didapatkan pada bayi baru berumur beberapa hari.
Keluhan Utama
Adanya benjola di kepala
Riwayat Penyakit Sekarang
Oedema pada kepala terasa lembut dan lunak dengan batas tidak jelas
Organ tubuh yang lain relatif seperti bayi normal
Riwayat Penyakit Dahulu
- Dalam proses persalinan bayi lahir dengan bantuan vacuum ekstrasi
- Proses persalinan bayi lama
ADL (Activity Daily Life)
Pola Nutrisi
Pemberian ASI yang adekuat
Pola Aktivitas
Tidak sering diangkat agar benjola tidak meluas
Pola Istirahat
Biasanya bayi sering tidur
Pola Eliminasi
Jumlah output sesuai dengan intake yang dikeluarkan
Pola Personal Hygiene
Pasien diseka di tempat tidur
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum
1) TTV
Nadi : 180 x/mnt, pada menit I, kemudian turun sampai 120-140x/mnt
RR : 80 x/mnt, pada menit I, kemudian menurun setelah tenang 40x.mnt
Suhu : 365oC – 374oC
2) Kesadaran Composmentis
3) Pemeriksaan Fisik
- Kepala : Terdapat benjolan di kepala berwarna kemerahan, teraba lembut, lunak
- Thorax : Lingkar dada 30 – 38 cm
- Genetalia : - Sesuai umur kehamilan
- Bila bayi kurang bulan,Pada bayi laki-laki, testis belum turun, pada bayi wanita labia mayora belum menutupi labia minora
- Ekstrimitas : Aktif
- Integumen : Kulit badan dan ekstremitas kemerah-merahan

Diagnosa Keperawatan
Kerusakan Integritas jaringan openorose berhubungan dengan trauma jalan lahir yang ditandai dengan :
- Adanya timbunan getah bening di bawah lapisan oponorose di luar periotium (benjolan)
- Batas tidak jelas
- Pada perabaan lunak

Orang tua cemas berhubungan dengan adanya benjolan di kepala bayi
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
Resiko injuri berhubungan dengan kerusakan jaringan sub periostal

Intervensi
Kerusakan Integritas jaringan openorose berhubungan dengan trauma jalan lahir
Tujuan
Tidak terjadi kerusakan integritas jaringan
Kriteria Hasil
Benjolan mengecil atau hilang dalam beberapa jam /hari
Perencanaan
1) Jelaskan penyebab terjadinya kaput suksedoneum
R/ Pengetahuan ibu yang adekuat akan menambah kooperatif dalam tindakan
2) Jelaskan pada ibu agar tidak seirng mengangkat / menggendong bayi
R/ Dengan bayi istirahat akan mempermudah jaringan untuk menutup
3) Jelaskan pada ibu agar tidak memijit-mijit benjolan di kepala
R/ Dengan istirahat, oedema tidak meluas
4) Jelaskan pada ibu untuk tetetap memberi ASI sesering mungkin
BB > 2.500 gram 8x / 24 jam
BB > 2.000 gram 12 x/24 jam
R/ Mencukupi hidrasi untuk mempercepat penyembuhan
5) Observasi TTV tiap 4 jam
R/ Deteksi dini terhadap penyimpangan
6) Memberikan pesan pada ibu untuk perawatan bayi sehari-hari diutamakan di tempat tidur
R/ Peningkatan pengetahuan ibu dapat menunjang keberhasilan perawatan

Orang tua cemas berhubungan dengan adanya benjolan di kepala bayi
Tujuan
Kecemasan orang tua berkurang atau orang tua tidak cemas
Kriteria Hasil
1) Dapat menjelaskan penyebab benjolan dan tindakan yang dilakukan
2) Orang tua dapat menerima keadaan bayinya
Perencanaan
1) Berikan HE pada orang tua tentang kaput suksedaneum
R/ Kecemasan berkurang dengan penjelasan yang diterima
2) Jelaskan pada orang tua tentang perawatan bayi
R/ Menambah pengetahuan yang adekuat dalam proses penyembuhan bayi
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
Tujuan
Kebutuhan nutrisi adekuat
Kriteria Hasil
1) Mencapai status nutrisi normal dengan BB yang sesuai
2) Mencapai keseimbangan intake dan output
3) Mencapai kadar gula darah normal
Perencanaan
1) Timbang BB tiap hari
R/ Mendeteksi adanya penurunan atau peningkatan berat badan
2) Bila ASI belum keluar,berikan :
- ASI hari I : 60 cc/kg/BB/24 jam
II : 90 cc/kg/BB/24 jam
III : 120 cc/kg/BB/24 jam
IV : 150 cc/kg/BB/24 jam
Sampai umur 1 mgg maksimal sampai 200 cc.
- Cairan,hari I : 60 cc/kg /BB/24 jam
II: 80 cc/kg/BB/24 jam
III: 100 cc/kg/BB/24 jam
IV: 120 cc/kg/BB/24 jam
R/ Diperlukan keseimbangan cairan dan kebutuhan kalori secara parisal
3) Monitor adanya hipoglikemi
R/ Masukan nutrisi inadekuat menyebabkan penurunan glukosa dalam darah.
Resiko injuri berhubungan dengan kerusakan jaringan sub periostal
Tujuan
Mencegah injury yang berkelanjutan
Kriteria Hasil
1) Menunjukan tidak ada tanda-tanda perdarahan dalam proseudr
2) Mempunyai pergerakan perubahan sehari
3) Bebas injury dan lingkungan yang bebas.
Perencanaan
1) Inspeksi faeses, gusi, emesis, sputum, secret nasal
R/ Mengetahui adanya perdarahan sebagai tanda-tanda trombositopenia
2) Cegah konstipasi
R/ Mencegah kerusakan mukosa anus sehingga mengurangi resiko infeksi
3) Sediakan lingkungan yang aman
R/ Lingkungan yang aman akan menurunkan resiko spontan perdarahan bila anak mengalami trombositopenia.
4) Instruksikan kepada keluarga / ibu klien untuk menjaga klien
R/ Terhindar dari injury

Implementasi
Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat, prinsipnya adalah :
Menghilangkan /mengatasi kerusakan integritas jaringan
Mengatasi kecemasan pada orang tua

Evaluasi
Dengan mencocokkan data setelah dilakukan tindakan dengan kriteria hasil pada tujuan sesuai dengan waktu.


DAFTAR PUSTAKA


Sarwono Prawirohardjo, 2001, Asuhan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
________, Hanifah Wiknojosastro, 1999, Ilmu Kebidanan, Edisi III, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 1997, Pedoman Pelayanan Kesehatan Perinatal di Wilayah Kerja Puskesmas, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar